This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Follow Now.......!

Saturday, August 3, 2013

Tutorial cara sholat idul fitri lengkap



Waktu Sholat Idul Fitri atau biasa disebut Shalat Ied dimulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari, namun saat matahari sudah naik sekira satu tombak dalam pandangan mata merupakan waktu terbaik untuk mengerjakan Sholat Idul Fitri. Shalat I’d tersebut hukumnya adalah sunnat muakkad bagi laki-laki maupun perempuan, mukim atau musafir. Boleh dikerjakan sendiri tetapi lebih utama dikerjakan dengan berjamaah. Berikut ini lebih lengkap mengenai tata cara sholat idul fitri.

Sholat Hari Raya di dalam agama Islam ada dua:
1. Hari Raya Idul Fitri (Tanggal 1 Syawal) adalah ibadah sholat dilaksanakan sehabis umat Muslim melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan pada Bulan Ramadhan.
2. Hari Raya Idul Adha (Tanggal 10 Dzulhijjah) disebut juga dengan Hari Raya Qurban karena terdapat pelaksanaan ibadah qurban bagi yang mampu atau Hari Raya Haji karena dilaksanakan bersamaan dengan ibadah haji di Mekkah.

Tutorial Cara Sholat Idul Fitri Lengkap


Cara Mengerjakan Sholat Idul Fitri

1. Pada Tanggal 1 Syawal pagi hari sesudah mengerjakan Shalat Subuh dan sesudah mandi sunnat Hari Raya, maka berangkatlah menuju ke masjid atau tanah yang lapang dengan memperbanyak bacaan takbir.

2. Setelah tiba di masjid, maka sebelum duduk lebih dulu mengerjakan Sholat Tahiyatul Masjid dua rakaat. Apabila di tanah yang lapang maka tidak ada sholat sunah Tahiyatul Masjid, tetapi langsung duduk dan memperbanyak lagi ucapan takbir sampai shalat Ied dimulai.
3. Dari HR Muslim bahwa Jabir bin Sumurah berkata bahwa ketika sholat Ied bersama Rasulullah berkali-kali, tidak ada adzan dan iqamah.

4. Jika sholat Ied bertepatan dengan hari Jumat, maka berdasar HR Abu Dawud, ia mengatakan bahwa Rasullullah memberi keringanan untuk meninggalkan Shalat Jumat.

5. Lafadz niat shalat Idul Fitri sebagai Imam:
“USHALLII SUNNATAN LI-IIDIL FITHRI RAK’ATAINI IMAMAN LILLAAHI TA’AALAA”.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnat ‘Idul Fithri dua rakaat sebagai Imam karena Allah Ta’ala.”

6. Lafadz niat shalat Idul Fitri sebagai Makmum:
“USHALLII SUNNATAN LI-IIDIL FITHRI RAK’ATAINI MAKMUMAN LILLAAHI TA’AALAA”.
Artinya:
“Aku niat sholat sunnat ‘Idul Fithri dua rakaat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.”

7. Pada rakaat yang pertama: selesai takbiratul ihram langkah selanjutnya adalah membaca doa iftitah, kemudian takbir 7 kali dan di setiap selesai takbir di sunnatkan membaca tasbih:
SUBHAANALLAAHI WALHAMDU LILLAAHI WALAA ILAAHA ILLALLAAHU ALLAAHU AKBAR.”

Artinya:
“Maha suci Allah, dan segala puji bagi Allah, Tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar”.
Setelah itu membaca surat Al-Fatihah lalu diikuti dengan pembacaan surat yang disukai, namun diutamakan membaca surat Qaf atau surat Al-A’la.

8. Pada rakaat yang kedua, setelah berdiri untuk rakaat kedua membaca takbir 5 kali dan di setiap antara takbir membaca bacaan tasbih seperti pada rakaat yang pertama, kemudian membaca surat Al Fatihah dan diteruskan membaca surat yang dikehendaki, tetapi lebih dianjjurkan untuk membaca surat Al-Ghasiyyah. Bagi imam hendaknya mengeluarkan suara lebih keras pada saat membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat lainnya.

9. Selesai membaca surat, maka gerakan berikutnya adalah gerakan seperti sholat biasa yaitu ruku, i’tidal, sujud, dan seterusnya.

10. Ucap takbir ketika anda bangun dari sujud untuk mengerjakan rakaat kedua.

11. Sesudah anda sujud pada rakaat kedua, kemudian dilanjutkan dengan membaca tasyahud atau tahiyatul akhir lalu diakhiri dengan salam.

12. Selesai sholat ‘Id diadakan khutbah dua kali, khutbah yang pertama membaca takbir 9 kali sedangkan pada khutbah yang kedua membaca takbir 7 kali (panduan untuk khatib).

13. Khutbah ‘Idul Fitri hendaklah berisi mengenai zakat fitrah dan ajakan untuk menjadi insan yang lebih soleh dan solehah sedangkan pada Hari Raya Idul Adha khutbah hendaklah berupa penerangan mengenai ibadah haji dan masalah kurban (panduan untuk khatib).

Sunnah Sholat Idul Fitri

Hal-hal yang disunnatkan sebelum dan dalam sholat Idul Fitri;
1. Mandi serta berhias memakai pakaian yang sebaik-baiknya, juga memakai wangi-wangian. Seperti diriwayatkan bahwa Ibnu Umar Ra biasa memakai pakaian yang bagus ketika pelaksanaan Shalat Ied.
2. Berjama’ah.
3. Makan sebelum shalat Idul Fitri dan tidak makan sebelum shalat Idul Adha.
4. Takbir tujuh kali pada rakaat yang pertama dan takbir lima kali pada rakaat yang kedua.
5. Mengambil jalan yang berbeda ketika pergi sholat dan pulang dari sholat. HR Bukhori meriwayatkan bahwa Rasulullah jika sholat Id, maka beliau melewati jalan yag berbeda ketika berangkat dan pulang. Disunnatkan berangkat ke tempat sholat dengan berjalan kaki. Rasulullah SAW berangkat sholat ‘Id dengan berjalan kaki.
6. Membaca tasbih tiap selesai takbir.
7. Rakaat pertama membaca surat Qaf atau surat Al-A’la, pada rakaat yang kedua membaca surat Al-Ghasiyyah.
8. Mengeraskan bacaan (bagi imam).
9. Khutbah dua kali.
10. Membaca takbir di luar pengerjaan shalat, hal ini dilakukan untuk membesarkan dan memuji Allah SWT karena itu hendaknya dibaca dengan khusyuk dan sebenar-benar, waktu membacanya adalah sebagai berikut:

a.    Pada hari raya Idul Fitri: takbir dimulai dari matahari terbenam hingga imam berdiri untuk melakukan sholat hari raya.
b.    Pada hari raya Idul Adha: takbir dimulai dari terbenamnya matahari malam hari raya sampai sesudah sholat ‘ashar penghabisan hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 bulan Dzulhijjah).
Lafadz takbir adalah:

“ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR LAAILAAHA ILLAALLAAHU WALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU, ALLAAHU AKBAR KABIIRA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAN WA-ASHIILAA. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WA-LAA NA’BUDU ILLAA IYYAAHU MUKHLISHIINA LAHUDDIIN WALAU KARIHAL KAAFIRUUN. LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHU, SHADAQA WA’DAHU, WANASHARA ‘ABDAHU. WA-A’AZZA JUNDAHU WAHAZAMAL AHZAABA WAHDAHU LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR. ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU.”

Artinya:
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan melainkan Allah. Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah. Maha suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlas kami beragama kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir membenci. Tidak ada Tuhan melainkan Allah sendiri-Nya, benar janjinya, dan Dia menolong akan hambaNya, dan dia mengusir musuh NabiNya dengan sendiriNya. Tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan bagiNya segala puji."

Demikian Artikel tentang Tutorial Cara Sholat Idul Fitri. Untuk lebih khusyuk pada saat pelaksanaannya nanti, sebaiknya anda banyak berlatih. Sehingga ketika anda dapat melaksanakan sholat idul fitri dengan khusyuk, semoga semakin sempurna pula rangkaian ibadah anda.


Friday, July 19, 2013

ASAL USUL AD-DAJJAL

                    ... ASAL USUL AD-DAJJAL ...
SEJARAH AD-DAJJAL

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Ada riwayat Muslim yang diterima dari Fatimah binti Qais mengatakan: “Saya telah mendengar muazzin Rasulullah s.a.w memanggil untuk solat. Saya pun pergi ke masjid dan solat bersama Rasulullah s.a.w. Selesai solat, Rasulullah s.a.w naik ke atas mimbar. Nampak semacam bergurau Baginda tertawa dan berkata: “Jangan ada yang bergerak. Hendaklah semua duduk di atas sajadahnya.” Kemudian berkata: “Tahukah kamu mengapa aku memerintahkan kamu jangan ada yang pulang?” Kami menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.”

Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Demi Allah aku me-nyuruh kamu berkumpul di sini bukan ingin menakut-nakuti dan bukan memberi khabar gembira. Aku ingin menceritakan kepada kamu bahawa Tamim Al-Dariy adalah seorang Nasrani, kemudian dia datang menjumpai aku dan masuk Islam. Dia ada bercerita kepadaku tentang satu kisah tentang Dajjal. Kisah yang dia ceritakan itu sesuai dengan apa yang telah aku ceritakan kepada kamu sebelumnya.

Katanya dia bersama 30 orang kawannya pergi ke laut dengan menaiki kapal. Angin kencang datang bertiup dan ombak besar membawa mereka ke tengah-tengah samudera yang luas. Mereka tidak dapat menghalakan kapalnya ke pantai sehingga terpaksa berada di atas laut selama satu bulan. Akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau menjelang terbenamnya matahari. Di pulau yang tidak ditempati orang itu mereka berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga tidak nampak mana jantina dan duburnya.

Mereka bertanya kepada binatang itu: “Makhluk apa engkau ini?” Binatang itu menjawab: “Saya adalah Al-Jassasah.” Mereka tanya: “Apa itu Al-Jassasah?” Binatang itu hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu. Mereka pun pergi ke tempat yang ditunjukkan oleh binatang itu.

Di sana mereka menjumpai seorang lelaki yang sangat besar dan tegap. Ertinya mereka tidak pernah melihat orang sebesar itu. Dari tangannya sampai ke tengkuknya dikuatkan dengan besi, begitu juga dari lututnya sampai ke telapak kakinya. Mereka bertanya: “Siapakah anda?” Orang seperti raksaksa itu menjawab: “Kamu telah mendengar cerita tentang aku. Sekarang aku pula ingin bertanya: “Siapa kamu ini?”

Mereka menjawab: “Kami adalah manusia berbangsa Arab. Kami pergi ke laut menaiki kapal, tiba-tiba datang ombak besar membawa kami ke tengah-tengah samudera luas dan kami berada di lautan selama satu bulan. Akhirnya kami terdampar di pulau yang tuan tempati ini.

“Pada mulanya kami berjumpa dengan binatang yang sangat tebal bulunya sehingga kami tidak dapat mengenali jantinanya. Kami tanya siapa dia katanya Al-Jassasah. Kami tanya apa maksudnya dia hanya menjawab: “Wahai kumpulan lelaki, pergilah kamu ke tempat ini untuk menjumpai lelaki macam ini, sesungguhnya dia pun ingin berjumpa dengan kamu.”

Itulah sebabnya kami datang ke tempat ini. Sekarang kami sudah berjumpa dengan tuan dan kami ingin tahu siapa tuan sebenarnya.” Makhluk yang sangat besar itu belum menjawab soalan mereka terus sahaja mengemukakan soalan: “Ceritakan kamu kepadaku keadaan kebun kurma yang di Bisan itu,” nama tempat di negeri Syam. Mereka menjawab: “Keadaan apanya yang tuan maksudkan?” Orang besar itu menjawab: “Maksudku apakah pokok kurma itu berbuah?” Setelah mereka menjawab bahawa pokok kurma itu berbuah, orang besar tadi berkata: “Aku takut pokok itu tidak berbuah.”

Orang besar itu bertanya lagi: “Ceritakan kepadaku tentang sungai Tabarah.” Mereka menjawab: “Tentang apanya yang tuan maksudkan?” Lelaki itu menjawab: “Maksudku airnya apakah masih ada.” Mereka menjawab: “Airnya tidak susut.” Lelaki itu berkata: “Air sungai itu disangsikan akan kering.”

Akhirnya lelaki seperti raksaksa itu berkata: “Kalau begitu ceritakan kepadaku tentang Nabi Al-Amin itu, apa yang dia buat?” Mereka menjawab: “Dia telah berhijrah dari Makkah ke Madinah.” Lelaki itu bertanya lagi: “Apakah dia diperangi oleh orang-orang Arab?” Mereka menjawab: “Ya, dia diperangi oleh orang-orang Arab.” Lelaki itu bertanya lagi: “Kalau begitu apa pula tindakan dia terhadap mereka?” Mereka ceritakan bahawa Rasulullah s.a.w telah mengembangkan dakwahnya dan sudah ramai pengikutnya.

Orang besar itu berkata lagi: “Memang begitulah, padahal mereka beruntung jika taat kepadanya.” Kata orang besar itu lagi: “Sekarang aku terangkan kepada kamu bahawa aku adalah Al-Masih Dajjal. Nanti aku akan diberi izin keluar, lalu aku pun akan menjelajah dunia ini. Dalam masa empat puluh malam sudah dapat aku jalani semua, kecuali Makkah dan Madinah yang aku tidak dapat memasukinya. Negeri Makkah dan Madinah dikawal oleh para Malaikat, maka aku tidak dapat menembusinya.”

Kata Tamim Al-Dariy lagi, “Rasulullah s.a.w menekankan tongkatnya di atas mimbar sambil berkata: “Inilah negeri yang tidak dapat dimasukinya itu, iaitu Madinah. Saudara-saudara sekalian apakah sudah aku sampaikan cerita ini kepada kamu?” Mereka menjawab: “Ya, sudah ya Rasulullah.” Rasulullah s.a.w berkata lagi: “Sememangnya hadis Tamim itu lebih meyakinkan saya lagi. Ceritanya itu bersesuaian dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu sebelumnya, iaitu tentang Makkah dan Madinah yang dikatakan tidak dapat dimasuki Dajjal. Cuma dia ada mengatakan di lautan Syam atau di laut Yaman. Tidak, bahkan ia dari arah timur. Ia dari arah timur,” kata Rasulullah s.a.w sambil menunjuk ke arah timur.

Rasulullah s.a.w telah menguatkan lagi bahawa Dajjal akan datang dari arah timur. Ada yang mengatakan bahawa Dajjal akan datang dari Khurasan atau Asfihan.

KHUTBAH RASULULLAH PERIHAL DAJJAL

Dari Abi Umamah Al-Bahiliy, beliau berkata: “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal. Setiap Nabi yang diutus oleh Allah SWT ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir. Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi (angkatan) kamu. Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah-tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin. Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya. Dan sebenarnya Allah SWT akan menjaga orang-orang mukmin.

“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Irak. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali. Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan saya terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.

“Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati. Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah SWT tidak cacat, bahkan tidak sama dengan baharu. Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis KAFIR, yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.

“Di antara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, yakni panas. Sesiapa di antara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah dan hendaklah dia membaca pangkal surah Al-Kahfi, maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim itu menjadi sejuk.

“Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: “Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu, apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.” Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya. Rupanya sama, sifat-sifatnya sama dan suaranya pun sama. Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku, ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu.”

“Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang, yakni dia bunuh dan dia belah dua. Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini, sekarang akan kuhidupkan dia semula. Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula. Kemudian Laknatullah Alaih itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman, menjawab: “Tuhanku adalah Allah, sedangkan engkau adalah musuh Allah.”

Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.”

Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya tiba-tiba tumbuh. Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak me-ngakunya sebagai Tuhan, maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi.

“Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanam-tanaman mereka pun menjadi.

“Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal kecuali Makkah dan Madinah. Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah. Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan di luar kota Madinah, kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah. Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal. Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.

Dalam hadis yang lain, “di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu, Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu di satu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya. Mereka pun beriman kepadanya. Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya. Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur.”

Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun-tahun tipu daya, iaitu tahun orang-orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: “Bumi yang paling baik adalah Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal nanti ia dikawal oleh malaikat. Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah. Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah), kota Madinah bergegar tiga kali. Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar meninggalkan Madinah. Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu.

Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat-karat besi.”

Diriwayatkan oleh Ahmad, hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan: “Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya: “Mengapa menangis?” Saya menjawab: “Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal, maka saya takut mendengarnya.”

Rasulullah s.a.w berkata: “Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup, maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya. Kalau dia datang setelah kematianku, maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat.”

Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama. Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu, kemudian hari-hari berikutnya seperti hari biasa.”

Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu, apakah boleh kami solat lima waktu juga?” Rasulullah s.a.w menjawab: “Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu.”

Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: “Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?” Katanya sambil ditahannya matahari itu, sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.

Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu, dia berkata kepada manusia: “Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?” Mereka semua menjawab: “Ya, kami ingin.” Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.

Menurut riwayat Muslim, Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah-tengah mereka selama empat puluh. Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari, empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah SWT mengutus Isa bin Maryam yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas’ud dan kemudian membunuh Dajjal itu.”

Dan menurut ceritanya setelah munculnya Dajjal hampir semua penduduk dunia menjadi kafir, yakni beriman kepada Dajjal. Menurut ceritanya orang yang tetap dalam iman hanya tinggal 12,000 lelaki dan 7,000 kaum wanita.Wallahu A’lam.

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Barakallahufikum ....

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

Thursday, May 23, 2013

kesehatan reproduksi wanita


Cara membuat pacar makin sayang ke kita

    Tips Agar Selalu Disayang dan Dicintai Pacar. Setiap orang ingin punya pacar yang setia dan selalu sayang sama kita. Berbagai cara dilakukan agar pacar atau pasangan selalu mencintai dan menyayangi kita. Mau tips agar pacar tambah sayang?

    Berikut beberapa tips dan cara Agar Selalu Disayang dan Dicintai Pacar atau pasangan kita :
    Setia Pada Pasangan
   Jangan pernah tergoda untuk mencari pasangan lain selain pasangan kita karena sepandai-pandai tupai melompat pasti jatuh juga. Orang yang normal tidak ingin pasangannya selingkuh dan sangat mengharapkan kesetiaan dari pasangannya.
    Pengertian.
    Pengertian dalam arti kita bisa memahami dirinya, apa yang ia butuhkan dan apa yang ia inginkan. Ketika kita sudah mengerti akan dirinya, kita harus bisa mencoba mengalahkan ego kita demi dirinya. Contohnya ketika ia ingin meminta waktu untuk bersama dengan teman- temannya maka kita harus mencoba untuk memberika waktu kepadanya. Kita harus percaya kepadanya, bahwa ia akan tetap setia pada anda. Dan jangan terlalu memprotect pasangan anda. Karena tentu ia tidak akan menyukai itu. Ya, memberikan waktu luang, kesempatan, atau hal yang menurut kamu nggak banget, biasanya itu akan membuat dia salut ke kamu.
    Perhatian.
    Mungkin bagi sebagian pasangan menganggap bahwa memberikan perhatian adalah hal yang sepele, namun justru perhatian dalam sebuah hubungan akan berpengaruh besar pada kelanggengan hubungan anda. Sekecil apapun itu, jangan pernah menganggap hal tersebut adalah sepele. Sekedar untuk diketahui, sikap perhatian adalah salah satu faktor utama yang bikin pasanagn anda semakin lengket dengan anda. Perhatian itu bisa berupa perhatian- perhatian yang sederhana, seperti menanyakan kondisinya.
    Jangan Monoton
    Dalam sebuah hubungan tentu sering timbul rasa kebosanan, karena merasa bahwa hubungannya seperti itu-itu saja. Atau merasa biasa – biasa saja. Nah untuk mengatasi hal tersebuat ialah jangan monoton dalam menjalin hubungan, ketika pasangan anda mulai bosan, cobalah untuk memberikan kejutan / surprise kepadanya. Bisa dengan memberikan sesuatu kepadanya atau mengajaknya kesuatu tempat yang belum pernah anda kunjungi sebelumnya, atau dengan melakukan hal-hal yang belum pernah anda lakukan. Seperti mungkin mengajaknya makan kesuatu tempat yang unik, Dan lain-lain tergantung kreativitas anda.
     Selalu ada di setiap waktu.
    Ketika pasanagn anda membutuhakan anda di sampingnya maka anda harus berusaha untuk ada di dekatnya. Hal tersebuat tentu akan membuat pasangan anda makin lengket dengan anda. Namun perlu di ingat juga bahwa sering bertemu juga terkadang bisa menjadi boomerang bagi hubungan anda, karena efeknya biasanya akan muncul rasa bosan dalam hubungan anda. Jadi anda harus pintar – pintar mengatur porsi waktu untuk pasangan anda.
    Berikan Panggilan sayang.
    Panggilan sayang juga penting dalam sebuah hubungan, karena jika menggunakan pangilan sayang, pasangan anda akan merasa bahwa dirinya di istimewakan oleh anda. Dan dia pun tentu akan mengistimewakan anda.
     Jadikan dia menjadi yang terpenting!
    Maksudnya, setiap orang tentu ingin diutamakan oleh orang lain bukan ? mungkin diri anda juga begitu, . Nah ketika seseorang diposisikan sebagai orang yang penting dalam hidupnya, tentu ia akan merasa bahwa orang yang menganggap dirinya tersebut penting, akan melakukan hal yang serupa dengan anda. Sehingga akan timbul, timbal balik antara anda dan pasangan anda.
    Berusaha untuk menjadi seperti keinginannya.
    Ketika kamu menjalin sebuah hubungan, sebenarnya kamu harus menerima dia apa adanya. Tetapi yang namanya manusia nggak ada yang sempurna. Nah maka dari itu, setiap hal yang menurut dia nggak suka, cobalah untuk tidak melakukannya. Jika itu terasa sulit, coba untuk merubahnya pelan-pelan. Kalo rasanya juga nggak bisa, jangan lakukan di depannya. dengan begitu, si pasangan anda akan merasa bangga karena dia merasa telah memberikan perubahan terhadap diri anda ke arah yang lebih baik dari sebelumnya. Tapi perlu di ingat, ini bukan berarti sifatnya di atur atau mengatur loh ya. Tapi kalau memang kamu sayang sama si dia, saya yakin anda akan melakukan hal apapun yang menurut anda masih dalam batasan, apalagi hal yang membuat anda ke arah yang lebih positif.
    Bertanggung Jawab Sesuai Kodrat
    Jadilah seseorang yang bertanggung jawab pada pasangan. Pahami tugas masing-masing dan laksanakan sebaik mungkin. Jangan mau seenaknya saja dengan melempar tanggungjawab ke pasangan kita tanpa alasan yang kuat.
    Menjaga Penampilan Untuk Menyenangkan Pasangan
    Setiap orang pasti ingin melihat pasangannya dengan penampilan yang terbaik sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Rawat dan jaga penampilan kita agar pasangan kita senang. Apabila pasangan kita melihat kita selalu berpenampilan berantakan urak-urakan, maka wajar kalo dia kehilangan rasa suka kepada kita.
    Tidak Melakukan Hal-Hal yang Tidak Baik
    Jadilah orang baik yang tidak mau melakukan hal-hal yang bertentangan dengan agama, hukum, budaya, norma, de es be. Hormati adat-istiadat yang berlaku di lingkungan tempat tinggal agar tidak terjadi benturan dalam bermasyarakat.
    Menghilangkan Segala Sifat Buruk yang Tidak Disukai Pasangan
    Ubah kebiasaan-kebiasaan jelek yang tidak diinginkan oleh pasangan kita, misalnya berbohong, jarang mandi, suka marah-marah, doyan judi, suka menggoda wanita cantik yang lewat, sendawa sembarangan, dan lain sebagainya.
    Menjadi Orang yang Soleh / Solehah
    Orang yang soleh sudah pasti rajin beribadah dan menjauhi larangan Tuhan, sehingga otomatis akan menjadi orang yang baik dengan berbagai sifat yang baik, seperti jujur, setia, tidak mau berbuat jahat, suka menolong, menghormati semua orang, tidak minum-minuman keras, menjauhi zina, de el el.
    Saling Percaya dan Mengerti Satu Sama Lain
    Jangan cemburu buta kepada pasangan kita sebelum ada bukti yang jelas agar kita terhindar dari perselisihan dengan pasangan kita. Biarkan dia bebas lepas melakukan apa yang ingin dilakukannya selama terlihat wajar dan belum ada bukti kuat pasangan selingkuh dengan orang lain.
    Mencintai Pasangan Apa Adanya
    Cewek paling tidak suka cowok yang selalu membanding-bandingkan dengan wanita lain apalagi dalam hal fisik. Fisik memang sulit untuk diubah secara instan, sehingga janganlah pernah mencela fisik. Mulai saat ini pelajari kekurangan dan kelebihannya agar kita bisa menerima dia apa adanya tanpa keterpaksaan. Lebih baik lagi jika saling mengisi kelebihan dan kekurangan masing-masing. walaupun dirinya sudah tidak seindah dulu. Seperti jatuh miskin, tubuhnya jadi gendut, sakit-sakitan, tidak romantis, lupa tanggal ulang tahun, tidak bisa memberikan keturunan, de es be.
    Bisa Menjaga Emosi
    Siapa pun tidak akan mau hidup dengan seseorang yang bawelnya setengah mati, hobi marah-marah tanpa sebab dan alasan yang jelas, suka main tangan (kdrt = kekerasan dalam rumah tangga), mudah stress atau depresi, emosi tidak stabil, dan sebagainya. Mulailah ubah diri kita sendiri jika kita merasa sulit untuk mengontrol emosi demi kebahagiaan keluarga.
    Bisa Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah
    Jadilah orang yang bisa diandalkan oleh pasangan kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Banyak persoalan / masalah yang akan menghampiri, sehingga diperlukan pasangan yang tangguh untuk melewatinya. Jangan berpangku tangan mengharap pasangan kita akan terus menerus menyelesaikan masalah yang ada karena suatu saat kita mau tidak mau harus menyelesaikan sendiri persoalan yang ada.
     Menjadi Sabahat Sejati Bagi Pasangan
    Jadikan suami, istri atau pacar kita sebagai sahabat terbaik kita di mana kita bisa saling memberi, menerima, curhat, berbagi, melindungi, melengkapi, nasehat-menasehati, tolong-menolong, bekerja sama, dan lain-lain. Lakukanlah berbagai hal secara bersama-sama layaknya pasangan sahabat karib. 
    Gemar Bercanda dan Curhat (Terbuka) 
    Cewek sangat suka diajak canda ria tertawa bersama, diajak curhat cerita-cerita, namun jangan kaku membawakannya. Doi harus dianggap seperti sahabat dan merasa tidak pernah kita tinggalkan baik di saat suka maupun di saat duka sekalipun. Kita harus menjadi teman yang paling terbaik baginya 
    Sering ngobrol 
    Sering ngobrol.. Hmm.. ini cara yang paling kita kenal. Cowok itu paling seneng kalo cewek merespon omongannya. Kalo ceweknya cuma diem, itu bisa bikin pasangan jadi bete. Kalo kamu emang orangnya pendiem, cobalah belajar buat bisa ngobrol santai. Mungkin kamu bisa ceritain pengalaman unik
    Gaya Hidup Sehat, Agamis dan Sederhana (Tidak Matre) 
    Cewek akan tambah sayang kepada cowoknya jika memperlihatkan kebiasaan-kebiasaan hidup yang positif baik dalam segi menjaga kesehatan tubuh, dalam beribadah kepada Tuhan, tidak materialistis, dan lain-lain.
    Jangan bahas soal mantan pacar
    Sering banget kita denger, salah satu dari pasangan ngomongin mantan. Bahkan kadang-kadang cewek itu suka banding-bandingin pacarnya sama mantannya. Ini nih yang sering jadi masalah. Kalo kamu ngerasa ada yang nggak suka sama pacar kamu, cobalah dibicarain baik-baik. Kan keterbukaan itu penting, supaya pacar kamu itu bisa memperbaiki kekurangannya.
    Rencana Jangka Panjang 
    Perempuan suka diajak berandai-anda mengenai masa depan seperti saat menikah, saat hamil, saat bulan madu, saat beli rumah, saat anak sudah besar, saat jadi kakek nenek, dan lain-lain. Semakin sering membahas hubungan jangka panjang maka akan semakin erat hubungan antara laki-laki dan perempuan. Bahaslah yang realistis dan tidak terlalu membual.
    Dengan mengetahui Tips Agar Selalu Disayang dan Dicintai Pacar diatas, semoga bisa mempererat hubungan kamu dengan pasangan.
    Makanya, langsung deh kamu bisa praktekin hal – hal tersebut dalam daily life kamu. Selain bisa bawa pengaruh positif ke orang – orang terdekatmu.

Monday, May 20, 2013

LELAKI IDAMAN SEMUA WANITA



LELAKI IDAMAN SEMUA WANITA"

Tak perlu mencari calon suami yang tampan wajahnya. Cukuplah mencari yang tampan budi pekertinya.

Tak perlu mencari calon suami yang atletis tubuhnya. Cukuplah mencari yang sopan santun tutur katanya.

Tak perlu mencari calon suami yang kaya hartanya. Cukuplah mencari yang kaya hatinya.

Tak perlu mencari calon suami yang mewah rumahnya. Cukuplah mencari yang mewah ibadahnya.

Jemputlah laki-laki yang benar-benar telah siap menjadi seorang Imam.
Seorang pemimpin rumah tangga. Siap bertanggung jawab. Siap menjadi seorang suami. Siap menjadi pelindung. Dan yang siap menjadi seorang Ayah dari calon anak-anaknya.

Yang dapat membimbingmu dalam urusan Dunia dan Akhirat.
Yang dapat menuntunmu ke arah yang benar.
Yang bisa mengingatkanmu ketika aku lalai dalam menjalankan perintah-Nya.
Yang bisa menyadarkanmu ketika engkau berbuat khilaf.
Yang bisa meluruskan akalmu dengan penuh kelembutan.
Yang bisa menegurmu ketika engkau lupa pada tanggung jawab dan kewajibanmu
sebagai seorang Isteri yang wajib taat pada suami dan Rabb-Nya.
Yang bisa memaafkanmu dengan ikhlas atas segalan salah dan khilafmu.

Agar kelak dia mampu membangun keluarga yang engkau bina bersama dia menjadi keluarga yang Sakinah, Mawaddah, Warahmah.

JIKA AKU ADALAH TULANG RUSUKMU


"JIKA AKU ADALAH TULANG RUSUKMU"

Aku berharap
Jika nanti Allah mempertemukan kita
Kau akan selalu membimbingku
Agar aku menjadi Isteri Sholehah
Yang nantinya akan menjadi bidadarimu di surga
Kerana aku ingin kita akan disatukan di dunia dan akhirat

Andai kau ditakdirkan untuk menjadi ayah buat anakku
Jadilah ayah yang bisa mendidik anak kita
Agar mereka nanti menjadi anak kebanggaan buat kita di dunia dan akhirat
Yaitu anak yang soleh dan solehah
Yang bisa menjunjung tinggi Agama Allah

Andai engkau ditakdirkan untukku
Kuharap kau bisa menjadi imam buatku dan anakku
Kau bisa menjadi pemimpin yang baik dalam rumah tangga kita
Kau bisa mencintai aku apa adanya
Dan bisa menyikapi kekuranganku dengan penuh kebijaksanaan

Dan andai aku salah
Tegurlah aku dengan kata-katamu yang penuh dengan kelembutan dan kebijaksanaan
Andai aku marah
Belailah rambutku dengan penuh kasih sayangmu
Agar marahku bisa berubah menjadi kelembutan

Andai aku lupa
Ingatkanlah aku dengan penuh kasih sayang
Agar nanti kau tetap menjadi suri tauladan bagiku dan anak kita

Karena....

Aku hanya mengharapkan imam yang baik dalam rumah tanggaku
Yang bisa selalu membawa aku ke jalan yang diredhaiNya
Jalan yang menuju surga-Nya bersama dirimu

menginginkan sesuatu yang tak kunjung DIDAPATKAN


Ketika kita menginginkan sesuatu yang tak kunjung DIDAPATKAN.
Maka Allah meminta kita untuk sabar MENUNGGU.

Ketika kesedihan menjatuhkan AIR MATA
Maka Allah meminta kita untuk berusaha TERSENYUM .

Ketika perjalanan hidup terasa MEMBOSANKAN.
Maka Allah menyuruh kita untuk banyak BERSYUKUR.

Kita punya RENCANA.
Allah juga punya RENCANA.

Akan tetapi sehebat apapun kita merencanakan sesuatu.
Tetap rencana Allah adalah sebaik-baiknya rancangan.

Ingatlah..

Allah selalu memberikan kelebihan dibalik kekurangan..
Allah selalu memberikan Kekuatan dibalik kelemahan..
Allah selalu memberikan senyum dibalik kesedihan.
Allah selalu memberikan Harapan dibalik keputus-asaan..

Yakinlah..

Kebahagiaan itu akan hadir juga pada waktunya.
Sesuai rencana-Nya.
Sesuai rancangan-Nya.
Dan tak ada alasan bagi kita untuk meragukan-Nya.

Aamiin

Tuesday, May 7, 2013

APA YANG HARUS AKU LAKUKan

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Mungkin kita sering bertanya, “Apabila aku terjerumus ke dalam dosa, bagaimana caraku bertaubat? Apakah ada sesuatu yang harus segera aku kerjakan setelah berbuat dosa?”

Pertanyaan itu kerap menghantui kita tapi, Allah Subhanahu Wata’ala itu senantiasa menerima taubat hamba-Nya selama taubat itu sungguh-sungguh alias taubatan Nasuha.

Baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :

“Sesungguhnya pada setiap malam, Allah Subhanahu Wata’ala membentangkan tangan-Nya, agar orang yang berbuat kejelekan di malam hari bertaubat. Allah juga membentangkan tangan-Nya pada siang hari, agar orang yang berbuat kejelekan pada malam hari bertaubat, sampai matahari terbit dari arah barat.”(HR. Muslim).

Nah … setelah bertaubat, Sahabat tercinta segera ambil langkah selanjutnya untuk membuktikan taubatmu. Ada dua amalan yang semestinya dilakukan setelah berhenti dari dosa, yaitu:

Pertama: Amalan hati, yakni dengan penyesalan dan tekad untuk tidak mengulangi dosanya, inilah buah dari rasa takut kepada Allah.

Kedua: Amalan anggota badan, yakni dengan mengerjakan segala bentuk kebaikan, di antaranya adalah shalat taubat.

Dalilnya : Dari Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Tiada seorang yang melakukan suatu dosa kemudian dia pergi berwudhu dan mengerjakan shalat (dua raka’at), kemudian memohon ampun kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya.”

Kemudian beliau membaca ayat :

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak me¬neruskan perbuatan kejinya, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran : 135)

Telah disebutkan di dalam riwayat lain yang shahih tentang shalat dua raka’at yang menghapus dosa, ringkasannya adalah sebagai berikut:

1. Dengan berwudhu dan memperbagus wudhunya (karena kesalahan akan keluar dari anggota badan yang dibasuh bersamaan dengan air atau tetesan air terakhir). Termasuk memperbagus wudhu adalah mengucapkan “Basmalah” sebelumnya dan berdzikir sesudahnya, yakni : ..

“Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu”

Artinya:

“Aku bersaksi, bahwa tiada Tuhan yang haq kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya” (HR. Muslim)

2. Berdiri untuk mengerjakan shalat dua raka’at.

Niat shalat : "Usholli Sunnatat taubati rok'ataini lillahi ta’ala."
(Saya niat sholat sunnat taubat 2 rakaat karena Allah ta’ala)

3. Tidak lalai dalam shalat.
5. Tidak berangan-angan tatkala shalat.
6. Memperbagus bacaan dan khusyu’.
7. Membaca istighfar setelah shalat.

Adapun sebagai buahnya adalah :
1.Akan diampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
2.Wajib baginya masuk surga.

Kemudian memperbanyak kebaikan dan ketaatan. Tidakkah Anda tahu bahwa Umar Radhiyallahu ‘anhu tatkala merasa bersalah saat berdialog dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam dalam perang Hudaibiyah, ia berkata, “Sungguh aku akan beramal karena perbuatanku itu,” yakni akan beramal shalih untuk menghapus dosanya.

Perhatikanlah contoh yang disebutkan dalam sebuah hadits yang shahih bahwa Baginda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

“Sesungguhnya perumpamaan orang yang melakukan keburukan-keburukan kemudian mengamalkan kebaikan-kebaikan seperti perumpamaan seseorang yang memakai dar’un (baju besi yang dikenakan oleh prajurit) yang sempit sehingga mencekiknya, kemudian dia mengerjakan kebaikan, maka terlepaslah satu rantai (pengikatnya), kemudian dia mengerjakan kebaikan lagi dan terlepas lagi rantai yang lain hingga baju besi tersebut jatuh ke bumi.”

Maka perbuatan baik dapat melepaskan orang yang berdosa dari belenggu maksiat dan mengeluarkan dirinya menuju alam ketaatan dengan bebas.

Berikut ini kami berikan bagi Anda ringkasan dari sebuah kisah yang penuh ibrah:

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Seorang laki-laki datang kepada RasulullahShalallahu ‘alaihi wa Sallam seraya berkata, ‘Ya Rasulullah, sesungguhnya aku bertemu dengan seorang wanita di kebun, lalu aku lakukan ter hadapnya apa saja selain bersetubuh. Aku telah mencium dan memeluknya, dan aku tidak berbuat melebihi hal itu, maka hukumlah aku sekehendak mu.’

Rasulullah tidak mengatakan sepatah katapun hingga orang tadi pergi. Berkatalah Umar, ‘Sungguh Allah telah menutup aibnya seandainya dia mau menutup aibnya.’ Maka pandangan Rasulullah mengikutinya kemudian bersabda, ‘Hadapkanlah orang tadi kepadaku.’ Maka orang tadi dihadapkan kepada Rasulullah, lalu beliau membacakan kepadanya (sebuah ayat):

“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan dari pada malam. Sesungguhnya perbuatan yang baik itu menghapus (dosa) perbuatan buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (QS. Hud : 114).

Maka Mu’adz (dalam riwayat lain Umar) berkata, “Wahai Rasulullah apakah itu berlaku bagi dia seorang atau bagi manusia seluruhnya?” Beliau ber sabda, “Bahkan bagi manusia seluruhnya.”

Oleh karena itu, marilah kita bersegera untuk bertaubat nasuha. Dan meyakini bahwa Allah menerima taubat hambaNya dan mengampuni kesalahan-kesalahan kita.

Setelah itu hendaknya kita senantiasa meng harap rahmat Allah dan yakin bahwa Dia akan memberikan taufik kepada kita untuk beramal, dan menolong kita agar selamat dalam menempuh perjalanan menuju Rabb kita, serta menolong kita dalam meninggalkan maksiat dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.

Wallahu’alam bishshawab, ..
#Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ....

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...

Sunday, May 5, 2013

TIPS AGAR SEGERA MENIKAH


Kita pernah "DILUKAI"
dan mungkin pernah "MELUKAI"
tapi karena itu kita BELAJAR
tentang bagaimana cara menghargai, menerima,berkorban dan memperhatikan.

Kita pernah "DIBOHONGI"
dan mungkin pernah "MEMBOHONGI",
tapi dari itu kita belajar tentang KEJUJURAN.

Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti diri MEMINTA MAAF dan MEMBERI MAAF.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih
tetap bisa kita lakukan,..

yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari ESOK yang lebih baik.

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua

JATUH, berdiri lagi
KALAH, mencoba lagi
GAGAL, bangkit lagi,

Sampai Allah SWT memanggil:
"Waktunya PULANG"

Friday, May 3, 2013

JANGAN MALU MENJADI ORANG 'ANEH

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... “Dunia memang aneh”, Gumam Pak Ustadz.

“Apanya yang aneh Pak?” Tanya Penulis yang fakir ini..

“Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan,sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilakumenyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa”

“Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami” Kata Pak Ustadz.

Tanpa banyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz,menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangiandan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.

Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yangsedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya”

“Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?” Tanyaibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapiketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yanglain rasanya…

“Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memangsemestinya seperti itu dibilang “tumben”?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengahjalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?

Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?

Orang yang pergi ke masjid akan terasa “aneh” ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton reality show .. .

Orang ke masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang-orangyang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang ke masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor karena kehujanan.

Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,“Kamu akan banyak menjumpai “keanehan-keanehan” lain di sekitarmu,” kata Pak Ustadz.

“Keanehan-keanehan” di sekitar kita?

Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak “aneh” di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, bacakoran dan mengobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”,karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengahsebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Danmakin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnyanyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpangdi tempat shalat. Aneh, bukan?

Cobalah hari ini shalat Jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelangselesai.

Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asalnimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, testsaja.

Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atauayat al Qur’an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membacaartikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takutmenjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’atdan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut dibilang “tumben” ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaianrapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)

Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidultak karuan.
Jangan takut dikatakan “Sok Rajin” ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunyaterhadap orang-orang beriman.

“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu Telahmerasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnyashalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yangberiman.” (Annisaa:103)

Jangan takut untuk shalat Jum’at/shalat berjama’ah berada di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu’alaihi wassalam para sahabatbisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.

“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (AlJumu’ah:9)

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur’an,karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaranadalah sebaik-baik perkataan;

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepadaAllah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasu korang-orang yang menyerah diri?” (Fusshilat:33)

Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allahmenciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekalikita kirim artikel,lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan,lenyap donk ladang amal kita….

Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirime-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wong itu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat” (potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah IbnUmar).

Jangan takut baca e-mail/artikel dari siapapun, selama artikel itu berisi kebenarandan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang terkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja.

Mutiaraakan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akanpernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekali pun.

Lakukan “keanehan-keanehan” yang dituntun aqidah dan syari’at yang benar.

Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa anehditengah orang-orang yang berbikini dan ber ‘you can see’.

Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipunakan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.

Lagian kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelamatkan kita?

Selamat jadi orang aneh yang bersyari’at dan berjalan di jalan yang benar …

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya

Sunday, April 7, 2013

Hakekat Istighatsah dan Tawassul


Para ulama seperti al-Imam al-Hafidz Taqiyyuddin as-Subki menegaskan bahwa tawassul, istisyfa’, istighatsah, isti’anah, tajawwuh dan tawajjuh, memiliki makna dan hakekat yang sama. Mereka mendefinisikan tawassul (dan istilah-istilah lain yang sama) dengan definisi sebagai berikut: “Memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah dengan menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan (ikram) keduanya”. (Al-Hafidz al-’Abdari, ash-Syarh al-Qawim halaman 378).

Sebagian kalangan memiliki persepsi bahwa tawassul adalah memohon kepada seorang Nabi atau Wali untuk mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya dengan keyakinan bahwa Nabi atau Wali itulah yang mendatangkan manfaat dan menjauhkan bahaya secara hakiki. Persepsi yang keliru tentang tawassul ini kemudian membuat mereka menuduh orang yang bertawassul kafir dan musyrik. Padahal hakekat tawassul di kalangan para pelakunya adalah memohon datangnya manfaat (kebaikan) atau terhindarnya bahaya (keburukan) kepada Allah subhanahu wata’ala dengan menyebut nama seorang nabi atau wali untuk memuliakan keduanya.

Ide dasar dari tawassul ini adalah sebagai berikut: Allah subhanahu wa ta’ala telah menetapkan bahwa biasanya urusan-urusan di dunia ini terjadi berdasarkan hukum kausalitas; sebab akibat. Sebagai contoh, Allah subhanahu wata’ala sesungguhnya Maha Kuasa untuk memberikan pahala kepada manusia tanpa beramal sekalipun, namun kenyataannya tidak demikian. Allah subhanahu wata’ala memerintahkan manusia untuk beramal dan mencari hal-hal yang mendekatkan diri kepadaNya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. al-Baqarah ayat 45).

Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman: “Dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepadaNya (Allah).” (QS. al-Maidah ayat 35). Ayat ini memerintahkan untuk mencari segala cara yang dapat mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata’ala. Artinya, carilah sebab-sebab tersebut, kerjakanlah sebab-sebab itu, maka Allah subhanahu wata’ala akan mewujudkan akibatnya. Allah subhanahu wata’ala telah menjadikan tawassul dengan para Nabi dan Wali sebagai salah satu sebab dipenuhinya permohonan hamba. Padahal Allah subhanahu wa ta’ala Maha Kuasa untuk mewujudkan akibat tanpa sebab-sebab tersebut. Oleh karena itu, kita diperkenankan bertawassul dengan para Nabi dan Wali dengan harapan agar permohonan kita dikabulkan oleh Allah subhanahu wata’ala.

Jadi, tawassul adalah sebab yang dilegitimasi oleh syara’ sebagai sarana dikabulkannya permohonan seorang hamba. Tawassul dengan para Nabi dan Wali diperbolehkan baik di saat mereka masih hidup atau mereka sudah meninggal. Karena seorang mukmin yang bertawassul, tetap berkeyakinan bahwa tidak ada yang menciptakan manfaat dan mendatangkan bahaya secara hakiki kecuali Allah subhanahu wata’ala. Para Nabi dan para Wali tidak lain hanyalah sebab dikabulkannya permohonan hamba karena kemuliaan dan ketinggian derajat mereka. Ketika seorang Nabi atau Wali masih hidup, Allah subhanahu wata’ala yang mengabulkan permohonan hamba. Demikian pula setelah mereka meninggal, Allah subhanahu wata’ala juga yang mengabulkan permohonan seorang hamba yang bertawassul dengan mereka, bukan Nabi atau Wali itu sendiri. Sebagaimana orang yang sakit pergi ke dokter dan meminum obat agar diberikan kesembuhan oleh Allah subhanahu wata’ala, meskipun keyakinannya pencipta kesembuhan adalah Allah subhanahu wata’ala, sedangkan obat hanyalah sebab kesembuhan.

Jika obat adalah contoh sabab ‘âdi (sebab-sebab alamiah), maka tawassul adalah sabab syar’i (sebab-sebab yang diperkenankan syara’).

Syaikh Majdi Ghassan Ma’ruf al-Husaini, seorang ulama Ahlussunnah wal Jama’ah dari Lebanon bercerita:

“Suatu ketika seorang Wahhabi dengan beraninya berkata kepada saya: “Mengapa kalian selalu beristighatsah dengan mengucapkan “Ya Muhammad”. Ucapkan saja “Ya Allah”, tanpa perantara!”

Saya bertanya, “Kalau Anda terserang sakit kepala, apa yang Anda lakukan?”

Ia menjawab: “Saya minum dua tablet obat sakit kepala.”

Saya berkata: “Mengapa Anda melakukan itu? Bukankah Allah itu Maha Penyembuh? Mengapa Anda tidak langsung saja berdoa kepada Allah, “Ya Allah, ya Syafi isyfini (Ya Allah, Dzat Yang Maha Penyembuh, sembuhkanlah aku)”. Mengapa Anda membuat perantara dan sebab musabab untuk kesembuhan antara anda dengan Allah? Kalau Anda minum dua tablet obat tersebut sebagai perantara kesembuhan Anda, maka kami Ahlussunnah wal Jama’ah menjadikan Muhammad Saw. sebagai perantara kami, dan beliaulah perantara yang paling agung.”
Akhirnya, Wahhabi tersebut tidak dapat menjawab.

Debat Publik di Melbourne Australia
Abdurrahman Dimasyqiyat adalah salah satu tokoh Wahhabi kelahiran Lebanon. Nama lengkapnya Abdurrahman Muhammad Sa’id Dimasyqiyat. Karya-karyanya mulai populer di kalangan Wahhabi Indonesia. Bahkan banyak pula tulisannya yang dipublikasikan melalui program software Maktabah Syamilah. Tetapi dari kalangan Wahhabi sendiri tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya Abdurrahman Dimasyqiyat. Masa lalunya penuh dengan skandal. Di setiap tempat yang pernah disinggahinya, ia selalu bikin ulah. Lidahnya selalu menghujat umat Islam, generasi salaf (terdahulu) maupun generasi khalaf (terkemudian). Kerjanya, merubah ajaran agama. Mencela para kekasih Allah subhanahu wata’ala. Menyerang orang-orang saleh. Kebiasaannya, mencela orang-orang yang baik. Ia lupa bahwa Allah subhanahu wata’ala telah berfirman dalam hadits qudsi: “Barangsiapa yang memusuhi kekasihKu, maka Aku deklarasikan perang terhadapnya.”

Akibat ulahnya, akhirnya orang-orang banyak tahu kebusukan masa lalunya. Petualangannya dengan wanita-wanita cantik dan kegemarannya mengikuti para biduanita menjadi obrolan dari mulut ke mulut. Banyak pula yang membicarakan kisah-kisah kelamnya ketika di Universitas al-Azhar Cabang Lebanon dulu, dalam pemeriksaan yang suaranya direkaman-rekamannya masih ada sampai sekarang, dan saksi-saksinya masih hidup, dimana dalam rekaman itu ia mengakui telah melakukan perbuatan asusila, yaitu melakukan homo sex, yang dituduhkan kepadanya. Akibatnya, ia pun dikeluarkan dari al-Azhar Lebanon pada tahun 1972. Kasus itu, diakuinya sendiri.

Abdurrahman Dimasyqiyat tidak menepis kejadian itu. Ia tidak menutup-nutupi aib dirinya. Bahkan tanpa merasa malu ia berterus-terang telah melakukannya. Seakan-akan ia bangga dengan perbuatannya. Dengan enteng ia berkata, “Pada waktu itu aku masih belum baligh, catatan amal masih belum berlaku bagiku.”

Tentu saja pengakuan seperti ini tidak aneh dari seseorang yang telah memutus hubungan dengan kerabatnya. Menyakiti kedua orang tuanya. Selalu gagal mencari pekerjaan yang mendatangkan hasil yang halal di Lebanon dan di Perancis.

Akhirnya, apa boleh dikata, Abdurrahman Dimasyqiyat menjulur-julurkan lidahnya di belakang uang logam dan dolar sebagai penulis bayaran kaum Wahhabi. Ia memulung sisa-sisa makanan di bawah meja orang-orang gendut berperut besar dan berhati keras sekeras batu. Yaitu kaum Musyabbihah (kaum yang menyerupakan Allah dengan makhlukNya) dan kaum anti tawassul.

Di antara mukjizat Rasulullah Saw. adalah sabda beliau yang memperingatkan umatnya agar berhati-hati dengan kaum Wahhabi sebelum kemunculan mereka. Nabi Saw. Bersabda: “Kepala kekafiran muncul di arah timur.” Dalam hadits lain, Rasulullah Saw. menunjuk ke arah timur, daerah Najd, dan bersabda: “Fitnah akan muncul dari sana, fitnah akan muncul dari sana, dan diucapkannya sampai tiga kali”. Kedua hadits ini diriwayatkan oleh al-Bukhari.

Akhirnya semua orang tahu siapa sebenarnya Abdurrahman Dimasyqiyat. Identitasnya terungkap di Swedia. Ia melarikan diri dari perdebatan setelah menyetujui kesepakatan pada waktu yang dijanjikan. Kemudian ia mengira bahwa pengikut kebenaran melupakannya begitu saja ketika ia di Australia. Ternyata Abdurrahman Dimasyqiyat menyetujui debat publik bersama Syaikh Salim Alwan al-Hasani. Namun kemudian Dimasyqiyat takut, ragu-ragu dan berupaya menghindar. Sementara pengikutnya melakukan teror dan ancaman. Akan tetapi takdir Allah subhanahu wata’ala pasti terjadi. Akhirnya perdebatan terjadi. Kebenaran tampak dan kebatilan sirna. Sesungguhnya kebatilan pasti sirna.

Abdurrahman Dimasyqiyat telah berkali-kali diminta melalui radio dan surat kabar, agar siap berdebat. Namun ia selalu melarikan diri. Akhirnya ia pun terpaksa datang karena takut malu. Ia datang ke Aula Universitas Melbourne pada tanggal 9 November 1994. Di Aula itu telah disiapkan meja untuk Syaikh Salim Alwan dan Syaikh Abdurrahman al-Harari. Di depannya ada meja yang disiapkan untuk Abdurrahman Dimasyqiyat dan dua orang temannya. Di tengah meja itu ada mimbar untuk moderator.
Yang menarik perhatian, pada waktu itu Abdurrahman Dimasyqiyat membawa komputer yang sering digunakannya untuk mengeluarkan dalil-dalilnya yang lemah. Sepertinya ia memang tidak hapal teks dan tidak menguasai banyak persoalan. Kemampuannya hanya mengulang-ulang pernyataan orang yang menjadi sutradara di belakangnya, yaitu kaum Wahhabi.

Perdebatan dimulai. Syaikh Salim melontarkan pertanyaan kepada Abdurrahman Dimasyqiyat: “Kalian kaum Wahhabi menghukumi bahwa memanggil orang yang tidak ada di depannya atau memanggil orang mati (nida’ al-ghaib aw al-mayyit), seperti berkata “Ya Muhammad, atau ya Rasulallah (wahai Muhammad atau wahai Rasulullah)”, itu syirik akbar (besar) sebagaimana ditetapkan oleh Ibn Abdil Wahhab an-Najdi dalam kitab al-Ushul ats-Tsalatsah. Sekarang, ini al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam al-Adab al-Mufrad, bahwa Abdullah bin Umar pada suatu hari kakinya mengalami mati rasa. Lalu ada orang berkata kepada beliau, “Sebutkan orang yang paling Anda cintai.” Lalu Ibn Umar berkata, “Ya Muhammad (Wahai Muhammad)”. Maka seketika itu kakinya sembuh. Apakah kalian kaum Wahhabi akan mencabut pendapat kalian. Dan ini yang kami kehendaki. Atau kalian akan memutuskan bahwa Abdullah bin Umar, al-Imam al-Bukhari, para perawi al-Bukhari, dan bahkan Ibn Taimiyah yang kalian sebut Syaikhul Islam, dan al-Albani pemimpin kalian, mereka semuanya kafir. Coba renungkan inkonsistensi Wahhabi ini. Pendapat mereka dapat mengkafirkan pemimpin-pemimpin mereka sendiri, yaitu Ibn Taimiyah dan al-Albani, bahkan mengkafirkan seluruh umat Islam, antara lain sahabat Abdullah bin Umar, dan sahabat-sahabat lainnya.”

Mendengar pertanyaan Syaikh Salim, mulailah serangkaian kebohongan Abdurrahman Dimasyqiyat. Setelah Syaikh Salim mengajukan pertanyaan tersebut, Dimasyqiyat kebingungan. Lalu ia berkata: “Lafal “Ya Muhammad”, hanya terdapat dalam naskah cetakan kitab al-Adab al-Mufrad yang ditahqiq Ustadz Kamal al-Hut. Dalam naskah-naskah lain, yang ada hanya lafal “Muhammad”, tanpa “Ya” untuk memanggil.”

Mendengar pernyataan Dimasyqiyat, Syaikh Salim segera mengeluarkan beberapa naskah al-Adab al-Mufrad yang dicetak oleh percetakan-percetakan lain. Ternyata, semuanya sepakat memakai redaksi “Ya Muhammad”. Sehingga hal tersebut membuktikan kebohongan Dimasyqiyat. Kemudian, Dimasyqiyat semakin terkejut, ketika Syaikh Salim memperlihatkan naskah kitab al-Kalim ath-Thayyib karangan Ahmad bin Taimiyah al-Harrani, panutan kaum Wahhabi yang mereka sebut Syaikhul Islam. Dimana dalam kitab tersebut Ibn Taimiyah menyebutkan hadits Ibn Umar di bawah judul, “Bab yang diucapkan seseorang ketika kakinya mati rasa”. Naskah ini dicetak oleh kaum Wahhabi dan dikoreksi oleh Nashiruddin al-Albani, pemimpin mereka yang kontradiktif, yang menganggap perbuatan Ibn Umar itu syirik dan menentang tauhid.

Dimasyqiyat telah berusaha mengingkari lafal “Ya” yang terdapat dalam hadits Ibn Umar dengan redaksi “Ya Muhammad”. Dimasyqiyat berkata, bahwa ia telah mencari lafal “Ya”, ternyata tidak menemukannya.

Akhirnya Syaikh Salim berkata: “Al-Albani, pemimpin kalian yang kontradiktif, berkata dalam al-Kalim ath-Thayyib halaman 120 dalam mengomentari hadits “Ya Muhammad” yang disebutkan dan dianjurkan oleh Ibn Taimiyah untuk diamalkan, sebagaimana terbaca dari judul kitabnya al-Kalim ath-Thayyib (kalimat-kalimat yang baik). Al-Albani berkata: “Kami memilih menetapkan “Ya”, karena sesuai dengan sebagian manuskrip yang kami temukan.”

Anda telah gagal wahai Dimasyqiyat. Kami menuntut Anda berdasarkan pimpinan-pimpinan Anda yang kontradiktif, dimana al-Albani menemukan manuskrip yang di dalamnya terdapat lafal “Ya Muhammad”, lalu dia anggap menentang tauhid dan termasuk perbuatan syirik menurut asumsinya. Coba Anda lihat (halaman 16 kitab al-Kalim ath-Thayyib), yang dicetak di percetakan asy-Syawisy al-Wahhabi dengan nama al-Maktab al-Islami, ta’liq (komentar) Nashiruddin al-Albani, pemimpin Wahhabi yang kontradiktif. Pernyataan al-Albani menjadi dalil yang menggugat Anda dan dia sendiri.

Kemudian Syaikh Salim memperlihatkan naskah tersebut dan berkata kepada Abdurrahman Dimasyqiyat: “Aku ulangi pertanyaanku lagi kepada Anda, untuk mengingatkan bahwa Ibn Taimiyah menyebut atsar (hadits) ini dan menetapkannya. Ia tidak menjadikannya sebagai kesyirikan dan kekufuran. Bagaimana komentar Anda. Adakalanya Anda mengatakan bahwa Abdullah bin Umar, al-Bukhari sampai pimpinanmu, Ibn Taimiyah adalah orang-orang sesat dan kafir. Atau Anda mencabut pendapat Anda?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Dimasyqiyat menjadi gagap. Ia tidak menjawab pertanyaan. Tetapi beralih pada tema-tema lain. Lalu Syaikh Salim mengingatkan kepada hadirin, bahwa Dimasyqiyat menghindar dari jawaban. Kemudian Syaikh Salim mengulangi pertanyaannya yang tadi dengan pertanyaan tambahan. Yaitu riwayat hadits seorang tuna netra yang diajari oleh Rasulullah Saw. agar berdoa, “Ya Muhammad, sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhanku dengan perantara dirimu.” Hal ini agar dilakukan bukan di hadapan Rasul Saw. Hadits ini shahih, riwayat ath-Thabarani dan lainnya. Ath-Thabarani dan lainnya juga menilainya shahih.

Syaikh Salim berkata: “Apakah Anda berasumsi wahai Abdurrahman, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengajarkan kesyirikan, dan bahwa sahabat yang menjadi perawi hadits tersebut serta al-Imam ath-Thabarani mengajarkan kesyirikan? Jelas ini tidak mungkin.”

Mendapat pertanyaan tersebut, tampak sekali Abdurrahman Dimasyqiyat lemah, dimana moderator mengingatkan bahwa ia berupaya beralih dari jawaban, dan kelemahannya jelas sekali.

Di tengah dialog tersebut, Abdurrahman Dimasyqiyat mengakui bahwa ia telah menulis beberapa kitab untuk membantah al-Muhaddits al-Habasyi. Akan tetapi ia menerbitkannya dengan memakai nama orang lain, seakan-akan mereka yang menulisnya. Diantaranya kitab ar-Radd ‘ala Abdillah al-Habasyi, karya penulis palsu Abdullah asy-Syami.

Anehnya, laki-laki ini menghendaki agar orang-orang percaya sama dia. Padahal ia mengakui sendiri telah berbuat bohong dan merekayasa dengan menulis buku yang dinisbatkan kepada nama-nama fiktif.

Setelah itu, Syaikh Salim mengulangi menyebut hadits laki-laki tuna netra tersebut yang isinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu dan menghadapkan diriku kepadaMu dengan perantara NabiMu, Muhammad, nabi pembawa rahmat”, serta menyebutkan para hafidz yang menilainya shahih. Ternyata Abdurrhman Dimasyqiyat juga mengakui bahwa hadits tersebut shahih.

Lalu Syaikh Salim berkata: “Bagaimana kalian melarang manusia bertawassul dengan Rasul shallallahu alaihi wasallam bukan di hadapannya, padahal Rasul shallallahu alaihi wasallam telah mengajarkan laki-laki tuna netra tadi untuk bertawassul dengan beliau bukan di hadapannya? Apakah kalian akan mencabut keyakinan kalian. Atau kalian mengira bahwa kalian lebih pandai daripada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Wahhabi yang berperilaku aneh itu kebingungan. Ia kemudian berbicara banyak, tetapi tidak berkaitan dengan topic pertanyaan. Kemudian Syaikh Salim mengulangi pertanyaannya, serta mengingatkan hadirin bahwa Dimasyqiyat melarikan diri dari jawaban.

Di sini, Abdurrahman Dimasyqiyat mengalihkan pembicaraan pada kebohongan lain. Ia bermaksud mencela Syaikh al-Harari, untuk menutupi kegagalannya. Ia berkata kepada Syaikh Salim: “Bagaimana Syaikh Abdullah mentahqiq kitab, yang di dalamnya terdapat redaksi bahwa sebagian auliya berkata kepada sesuatu “kun fayakuun”, tanpa menentang redaksi tersebut, serta mengingatkan rusaknya redaksi tersebut. Kitab tersebut telah dicetak dan saya punya kopiannya.”

Mendengar pernyataan tersebut, moderator melakukan intervensi, dan meminta kopian itu agar isinya bisa diperlihatkan kepada hadirin. Ternyata semua yang hadir terkejut. Karena sampul kitab tersebut membuktikan kebohongan Dimasyqiyat. Kitab tersebut bukan ditahqiq oleh Syaikh Abdullah. Kitab tersebut justru ditahqiq dan dikoreksi oleh orang lain, bernama Husain Nadzim al-Hulwani, dan diberi kata pengantar oleh Syaikh Muhammad al-Hasyimi, bukan Syaikh al-Harari.

Di sini, untuk menambah jelas kelemahan dan keanehan ahli bid’ah ini, Syaikh Salim berkata kepada Dimasyqiyat: “Kalian kaum Wahhabi mengkafirkan orang yang mengusap mimbar Nabi shallallahu alaihi wasallam atau makam Nabi shallallahu alaihi wasallam. Kalian mengklaim mengikuti golongan Hanabilah, berpegang teguh dengan madzhab al-Imam Ahmad bin Hanbal. Padahal Ahmad bin Hanbal berkata, “Boleh mengusap mimbar Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan pusar yang ada di mimbar itu.” Bahkan Ibn Taimiyah berkata dalam kitab yang dinamakannya Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim (halaman 367 terbitan Mathabi’ al-Majd at-Tijariyyah), “Ahmad dan lainnya memberikan keringanan dalam mengusap mimbar dan pusar mimbar itu yang merupakan tempat duduk dan tangan Nabi shallallahu alaihi wasallam.” Bagaimana pendapat kalian? Apakah kalian mengkafirkan al-Imam Ahmad, dimana kalian mengklaim mengikuti madzhabnya? Atau kalian mengkafirkan Ibn Taimiyah yang kalian sebut Syaikhul Islam? Bukankah ini sebuah inkonsistensi?”

Mendengar pertanyaan ini, Dimasyqiyat yang ahli bid’ah itu tidak bisa menjawab. Ia tampak sekali kelemahannya. Lebih-lebih setelah Syaikh Salim menambah penjelasan dengan menyebut kutipan al-Mirdawi al-Hanbali bahwa Ibrahim bin Ishaq al-Harbi, seorang imam mujtahid berkata: “Disunnatkan mencium hujrah (makam) Nabi shallallahu alaihi wasallam.” Untuk mengalihkan persoalan, dan menjaga raut mukanya, yang tampak sangat pucat sekali, Dimasyqiyat bertanya kepada Syaikh Salim tentang firman Allah subhanahu wata’ala: “Allah Yang Maha Pengasih beristawa terhadap ‘Arsy.”

Mendengar pertanyaan tersebut, Syaikh Salim menjelaskan persoalan tersebut dengan sejelas-jelasnya. Beliau memaparkan pendapat Ahlussunnah wal Jama’ah mengenai hal itu, bahwa istiwa’ Allah subhanahu wata’ala terhadap ‘Arsy bukan seperti istiwa’nya makhluk. Istiwa’ dalam ayat tersebut, bukan diartikan duduk dan bukan pula menetap. Akan tetapi istiwa’ tersebut adalah suatu makna yang layak bagi Allah subhanahu wata’ala, yang tidak menyerupai makna istiwa’ ketika disandarkan kepada makhluk, sebagaimana dalam perkataan al-Imam Ahmad bin Hanbal, “Allah beristawa sebagaimana yang diceritakan dalam al-Qur’an, bukan seperti yang terlintas dalam benak manusia.” Meskipun Mu’tazilah sama dengan Ahlussunnah dalam menafsrikan istiwa’ dengan makna menguasai (al-qahr) dalam ayat ini, maka hal tersebut tidak bisa dibuat alasan mencela Ahlussunnah wal Jama’ah. Bukankah Mu’tazilah juga mengucapkan kalimat la ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah). Apakah Ahlussunnah harus meninggalkan kalimat tersebut karena Mu’tazilah mengucapkannya? Tentu saja tidak.

Setelah perdebatan berjalan dua jam. Sementara penjelasan Syaikh Salim sangat bagus dan jitu. Sedangkan Dimasyqiyat, tidak mampu memberikan jawaban. Untuk menutupi rasa malu, Abdurrahman Dimasyqiyat diam. Kemudian para pengikut dan teman-teman Dimasyqiyat berdiri melakukan kerusuhan dan tindakan yang anarkis secara kolektif. Sehingga sebagian hadirin meminta mereka menghentikan tindakan brutal tersebut.

Setelah mereka tidak mengindahkan pengumuman, akhirnya para hadirin menekan mereka dan polisi mengumumkan selesainya acara. Akhirnya mereka mulai meninggalkan Aula Universitas Melbourne. Pada waktu itu, sebagian kaum Wahhabi berhasil merusak kamera yang merekam acara dialog. Akan tetapi, untung kaset rekamannya masih utuh dan dapat dipublikasikan sampai sekarang.

Bersama Syaikh Syu’aib al-Arnauth
Dialog ini adalah pengalaman pribadi Syaikh Walid as-Sa’id, seorang ulama Ahlussunnah di Timur Tengah, dengan Syaikh Syu’aib al-Arnauth, seorang ulama Damaskus, yang terpengaruh ajaran Wahhabi.

Syaikh Walid as-Sa’id bercerita. “Suatu hari saya mendatangi Syu’aib al-Arnauth di kantornya untuk berdiskusi tentang masalah tawassul dan istighatsah. Setelah saya bertemu dengannya, saya berbicara kepadanya tentang masalah tawassul dan saya ajukan hadits riwayat ath-Thabarani.

Syu’aib al-Arnauth berkata: “Hadits ini membolehkan bertawassul dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika masa hidupnya.”

Saya berkata: “Hadits ath-Thabarani membolehkan bertawassul dengan Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika masa hidupnya dan sesudah meninggalnya. Demikian pula hadits Bilal bin al-Harits al-Muzani yang mendatangi makam Nabi shallallahu alaihi wasallam dan bertawassul dengannya sesudah wafatnya Nabi shallallahu alaihi wasallam.”
Ia berkata: “Hadits ini dha’if.”

Aku berkata: “Hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang shahih sebagaimana dikatakan oleh al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fath al-Bari. Demikian pula Ibnu Katsir menilainya shahih.”
Ia berkata: “Ibnu Hajar berkata, hadits ini diriwayatkan oleh al-Baihaqi dengan sanad yang shahih kepada Malik ad-Dar. Sedangkan Malik ad-Dar ini seorang perawi yang majhul (tidak diketahui kualitasnya). Jadi Malik ad-Dar ini tidak dapat dijadikan hujjah dalam periwayatan hadits.”

Aku berkata: “Malik ad-Dar ini diangkat oleh Khalifah Umar bin al-Khaththab sebagai Bendahara Baitul Mal kaum Muslimin. Berarti menurut Anda, Khalifah Umar mengangkat seorang laki-laki yang tidak jelas kualitasnya, apakah dia dipercaya atau tidak, sebagai Bendahara negara?”
Mendengar sanggahan saya ini, ia terdiam dan tidak dapat menjawab. Akhirnya dia berbicara lagi kepada saya: “Secara pribadi saya berpendapat, dalam masalah tawassul ada perbedaan pendapat di kalangan ulama. Jadi saya tidak menentang terhadap orang yang melakukannya. Adapun beristighatsah dengan selain Allah, hukumnya jelas haram. Seorang makhluk tidak boleh beristighatsah dengan sesama makhluknya.”

Aku berkata: “Kalau Anda berpendapat bahwa istighatsah terhadap sesame makhluk dilarang, lalu bagaimana pendapat Anda tentang hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya dari jalur Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Matahari akan mendekat pada hari Kiamat, sehingga keringat akan sampai pada separuh telinga. Maka ketika manusia dalam kondisi demikian, mereka beristighatsah (meminta pertolongan) dengan Nabi Adam.” (HR. al-Bukhari no. 1475).
Syu’aib berkata: “Hadits ini berkaitan dengan istighatsah ketika para nabi itu masih hidup, dan memang dibolehkan beristighatsah dengan mereka. Adapun sesudah mereka meninggal, maka tidak boleh beristighatsah dengan mereka.”

Aku berkata: “Kalau begitu, Anda berpendapat boleh beristighatsah dengan para nabi ketika mereka masih hidup?”
Ia menjawab: “Ya.”

Aku berkata: “Tolong jelaskan dalil ‘aqli atau dalil syar’i yang melarang beristighatsah dengan para nabi sesudah mereka meninggal dunia.”
Ia berkata: “Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dalam Musnadnya yang sedang aku tahqiq dan belum diterbitkan. Hadits tersebut adalah begini, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya tidak boleh beristighatsah denganku. Beristighatsah hanya kepada Allah.”

Aku berkata: “Kalau bergitu pernyataan Anda paradoks. Anda tadi berkata ketika saya sampaikan hadits Ibnu Umar (riwayat al-Bukhari), bahwa beristighatsah dengan para Nabi ketika mereka masih hidup, itu boleh. Sekarang Anda menyampaikan hadits kepada saya, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika masa hidupnya besabda, bahwasanya tidak boleh beristihgatsah denganku.”
Ia berkata: “Maaf, hadits ini dha’if. Jadi tidak dapat dijadikan hujjah.”

Ternyata hadits yang disampaikannya, ia ralat sendiri dan ia akui sebagai hadits dha’if. Kemudian ia berkata kepadaku: “Coba aku berikan contoh seorang imam di antara Imam Madzhab yang empat yang mendatangi suatu makam atau seorang Wali untuk bertabarruk atau beristighatsah dengannya.”
Saya berkata: “Al-Khathib al-Baghdadi telah meriwayatkan dalam Tarikh Baghdad dengan sanad yang shahih, bahwa al-Imam asy-Syafi’i berkata: “Saya senantiasa bertabarruk dengan Abu Hanifah. Saya selalu mendatangi makamnya setiap hari dengan berziarah. Apabila saya memiliki hajat, saya shalat dua raka’at, lalu saya datangi makamnya, saya berdoa kepada Allah tentang hajatku di sisi makam itu, sehingga tidak lama kemudian hajatku terkabul.”
Ia berkata dengan berteriak: “Riwayat ini tidak shahih. Dari mana Anda dapatkan riwayat ini?”

Kebetulan kitab Tarikh Baghdad ada di belakang punggungnya. Saya berkata kepadanya: “Tolong ambilkan kitab itu.”
Setelah kitab tersebut diserahkan kepada saya, saya bukakan riwayat tersebut dalam kitab itu dan saya perlihatkan kepadanya. Setelah ia melihat riwayat tersebut, ia merasa heran dan berkata kepada salah seorang pembantunya: “Tolong kualitas para perawi hadits ini dikaji.”

Dari sikapnya ini, tampak sekali, kalau ia telah mendidik orang-orang di sekitarnya berani melakukan koreksi terhadap hadits. Padahal mereka tidak punya kapasitas untuk itu. Kemudian pembantu itu datang menghampiri. Setelah beberapa lama masuk ke dalam, pembantu itu pun kembali dan berkata kepadanya dengan suara agak pelan: “Semua perawi hadits ini tsiqah (dapat dipercaya).”

Lalu saya berkata kepadanya: “Bagaimana hasil temuan Anda tentang semua perawi hadits ini?”
Ia menjawab: “Semua perawinya dapat dipercaya kecuali seorang perawi yang belum saya temukan data biografinya. Dengan demikian hadits ini dha’if, karena ada seorang perawi yang tidak diketahui kualitasnya.”

Saya berkata: “Bagaimana Anda menghukumi hadits ini dha’if, berdasarkan alasan Anda tidak menemukan data biografi seorang perawinya. Padahal dalam kaidah disebutkan, “Tidak menemukan data, tidak menjadi bukti bahwa data tersebut memang tidak ada.”
Dia berkata: “Apa maksud kaidah ini?”

Saya berkata: “Apabila Anda tidak menemukan data seorang perawi, itu bukan berarti perawi itu dinilai tidak diketahui kualitasnya dan dha’if.”
Ia berkata: “Kalau Anda bisa menemukan data perawi ini, saya kasih nilai sepuluh.” Lalu ia berkata: “Saya sekarang sibuk, jadi tidak mungkin meneliti data perawi ini.”

Lalu ia bertanya siapa namaku. Saya menjawab: “Namaku Walid as-Sa’id, murid Syaikh al-Harari.”
Demikianlah pandangan kaum Wahhabi yang mengkafirkan orang yang bertawassul dengan nabi atau wali. Pendapat mereka, selain rapuh, tidak memiliki dasar dari al-Qur’an dan hadits, juga berimplikasi pada pengkafiran terhadap Rasulullah Saw., para sahabat, para ulama salaf dan seluruh umat Islam selain golongannya. Na’udzu billah min dzalik.

Pandangan Wahhabi akan rapuh ketika dihadapkan dengan fakta, bahwa tawassul dengan Nabi yang sudah wafat telah diajarkan oleh Rasulullah Saw., para sahabat, generasi salaf, ahli hadits dan kaum Muslimin. Ihdina ash-shirath al-mustaqim.

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "